Akhirnya Marco menuntaskan perjalannya mengelilingi lingkar luar Danau Toba dalam rangka Ekspedisi Solo Solu Tao Toba Nauli 2021, Senin 12 Juli 2021 di Desa Sigaol – Kecamatan Uluan – Kabupaten Toba.
Di garis finish Komar Buton (27) alias Marco disambut Kepala Desa Sigaol Haposan Hasibuan, masyarakat setempat, Ketua Persatuan Olahraga Dayung Indonesia (Podsi) Kabupaten Toba Flores Manurung juga para pemerhati olahraga dayung lainnya.
Bahkan nelayan setempat bersama beberapa atlet kayak dan atlet solu bolon turut melarung dan menjemput Marco sejauh 1 kilometer dari tepi pantai.
Marco yang berprofesi sebagai operator rafting di Aligator Rafting Cianten, menyelesaikan perjalanannya lebih awal, dari waktu yang diperkirakan.
Marco mengatakan, “Saya merasa survive setelah benar – benar mengarungi Danau Toba. Saya ketemu banyak saudara di sepanjang perjalanan saat mengarungi Danau Toba, keramah – tamahan dari para nelayan juga warga desa yang saya singgahi. Saya hampir tidak menemui kendala, mereka adalah keluarga baru saya.”
“Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua masyarakat di Kawasan Danau Toba. Berbagai komunitas dan Pemerintah Desa, yang telah membantu kelancaran perjalanan saya selama mengelilingi Danau Toba hingga kembali tiba ke tempat ini,” ucapnya bersemangat.
Dia juga mengatakan, mengarungi Danau Toba tidak semudah yang dibayangkannya, banyak tantangan yang dihadapinya. Apalagi menggunakan solu, benar – benar pengalaman pertama baginya.
Kegiatan penutupan Ekspedisi Solo Solu Tao Toba Nauli 2021, ditutup dengan ucapan selamat dari berbagai pimpinan komunitas yang turut hadir dalam acara tersebut.
Ekspedisi Solo Solu Tao Toba Nauli 2021
Marco mengawali perjalanannya perdananya ke Provinsi Sumatera Utara Senin 01 Juni 2021. Adapun rangkaian perjalanannya menuju Toba, yaitu proses adaptasi lingkungan, latihan fisik, pre ekspedisi yaitu pengenalan sarana transportasi air tradisional Khas Danau Toba yaitu solu.
Memulai Ekspedisi Solo Solu Tao Toba Nauli 2021 pada Rabu 09 Juni 2021 lalu, dari Desa Sigaol – Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba dan ditempat ini juga mengakhiri perjalanannya pada Senin 12 Juli 2021.
Dalam perjalanannya, Marco telah menyinggahi beberapa dusun dan desa di pesisir Danau Toba dari 7 Kabupaten Kota yang mengelilingi Danau Toba. Yaitu Desa Sigaol, Desa Panamean, Desa Pangaloan, Kota Parapat, Tanjung Unta dan Desa Haranggaol, Desa Tongging, Desa Silalahi, Desa Hasinggaan, Desa Harian Boho, Desa Sabulan, Bakkara, Pulo Sibandang, Desa Meat, Pantai Pakkodian, Lumban Silintong, Desa Lumbangaol, Desa Parparean dan kembali ke Desa Sigaol.
Di setiap dusun atau desa yang disinggahi, Marco beradaptasi langsung dengan masyarakat sekitar dan Pemerintah Desa yang bisa dijangkaunya.
Dia juga mengumpulkan informasi tentang kearifan lokal dan potensi sumberdaya alam di pesisir Danau Toba. Di lain sisi dia juga berharap, ekspedisi ini dapat memberi dampak positif untuk penguatan kembali masyarakat adat melalui nilai – nilai luhurnya untuk menjaga lingkungan dan kelestarian alam di Danau Toba.
Melalui ekspedisi ini, dia juga mempromosikan solu sebagai wahana wisata air tradisional Khas Danau Toba, dan nantinya akan membuat rute wisata petualangan solo solu atau solo kayak di Danau Toba.
Terlihat dari sarana transportasi air yang digunakan Marco mengelilingi lingkar luar Danau Toba. Yaitu perahu tradisional Khas Danau Toba atau disebut solu. Solu yang digunakan Marco terbuat dari satu batang pohon yang dikeruk bagian tengahnya, masyarakat Kawasan Danau Toba menyebut solu ini jenis solu hau sada jenis solu parsadasadaan.
Salah satu sesi kegiatan yang dilakukannya dalam Ekspedisi Solo Solu Tao Toba Nauli 2021 ini, yaitu penanaman Pohon Ungil yang dilaksanakan di Pantai Pakkodian. Adapun harapannya dalam penanaman Pohon Ungil ini, untuk mengingatkan masyarakat khususnya di Kawasan Danau Toba. Bahwa sejak zaman dahulu, leluhur Suku Batak selalu menanam Pohon Ungil untuk dipanen batangnya. Yang digunakan sebagai bangunan dan juga bahan utama membuat solu.
Selanjutnya, Marco akan merilis berita acara melalui jurnal perjalanan tentang situasi dan kondisi selama ekspedisi. Juga mengakses foto, video, dan dokumentasi ekspedisi. Diharapkan jurnal ini sebagai masukan bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dalam pengelolaan sumberdaya alam yang ada di Kawasan Danau Toba.
Ekspedisi Solo Solu Tao Toba Nauli 2021 ini terselenggara, atas kerjasama Universitas Mpu Tantular Pecinta Alam (UMTALA), Yayasan Kelestarian Lingkungan Hidup, Rain Forest, Aligator Rafting Cianten, Akasaka, Persatuan Olah Raga Dayung Indonesia (PODSI) Kecamatan Toba, Tobaria dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
0 Komentar